KeiKHLaSaN

4:27 AM | Labels: |

IKHLAS. Sebuah kata yang mudah diucapkan namun sulit dilaksanakan. Lihat saja, kalau ada kawan kita memberikan sumbangan namun yang disumbang tidak “ngerti” biasanya berkata: “Saya itu ikhlas lho nyumbang, tapi kenapa kok gak ngerti banget kalau disumbang.” Komentar semacam ini atau yang lebih pedas bisa saja muncul.

Padahal dia bilang ikhlas tapi masih saja mengungkit-ungkit pemberian. Kalau memang benar-benar ikhlas, semestinya tidak mengharapkan pamrih apapun. Dan tidak akan menyebut kalimat “saya ikhlas”, karena yang benar-benar ikhlas, biasanya diam.

Ikhlas menurut seorang filsuf Arab yang bernama Sahl, adalah tenangnya manusia dan gerak-geraknya karena Allah SWT. Secara guyonan, ada seorang bijak yang mengatakan ikhlas itu ibarat kita (mohon maaf) buang hajat. Setelah menunaikan ‘hajat’ kita tidak pernah mengingat-ingatnya apa yang telah kita lakukan. Apalagi mengharapnya kembali. Setelah selesai, ya sudah, kita lupakan bahkan untuk selama-lamanya. Itulah hakikat ikhlas.

Sahl mengajarkan kepada kita untuk berbuat ikhlas. Yaitu mendedikasikan seluruh amal perbuatan kita hanya untuk Tuhan. Tidak untuk dilihat manusia apalagi mengharap imbalan balik dari manusia. Sering kita lebih mengedepankan hitung-hitungan dengan manusia, daripada hitung-hitungan dengan Tuhan. Padahal sudah jelas apabila kita berbisnis dengan Tuhan pasti untungnya, tidak demikian dengan manusia.

Dalam surat al bayyinah dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia diperintah untuk beribadah secara ikhlas tanpa ada unsur tujuan lain kecuali hanya semata-mata menghamba. Hamba atau lebih lengkapnya hamba sahaya adalah memberikan seluruh aktifitas kepada sang majikan. Tanpa perbuatan mustahil Allah SWT menilai kita sebagai seorang hamba yanga baik.
Dalam hal ini tips kita akan memberikan pengalamannya untuk agar berbuat sesuatu dilaksanakan dengan ikhlas tanpa ada tendensi apapun kecuali hanya semata-mata menghamba kepada Allah swt. Diantaranya adalah;
1. Berbuatlah sesuatu diawalai dengan niat yang benar hanya semata-mata karena Allah SWT.
2. Membiasakan diri untuk tidak terlena dalam pujian orang dan tidak kecil hati dengan caci maki orang lain, karena penilaian orang lain bersifat subyektif.
3. Lakukan semua perbutan terencana dan tertata sesuai dengan aturan agama. Dan jangan sekali-kali menginginkan pujian dari orang lain.
4. Tanamkan secara dalam di lubuk hati kita bahwa Allah SWT akan melihat segala perbutan yang kita lakukan bukan hanya melihat lahiriyahnya tetapi Allah SWT melihat dari sisi lahir dan bathin.
5. Allah adalah maha kuasa, kekuasannya tidak terbatas. Jikalau suatu ketika banyak orang yang mempersoalakan dengan apa yang kita lakukan padahal selama ini kita bernuat sesuatu yang benar maka jangan ada takut sedikitpun, karena berdasarkan pengalaman kelak Allah akan memperlihatkan segala-galanya sesuai dengan aslinya (yang kita niatkan).
6. Agar kita bisa melakukan perbuatan ikhlas jadikanlah sebuah perbuatan itu sebagai bentuk rasa syukur kita kepada allah, tenaga dan kesehatan adalah pemberian Alah SWT dan sudah semestinyalah kita mengembalikan nikmat-nikmat ini kepada Allah ta’ala.

0 comments:

Post a Comment